TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengkritik pembangunan infrastruktur di era Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurut Prabowo, ia menghargai langkah Jokowi yang gencar melakukan pembangunan infrastruktur. Namun kinerja tim Jokowi dinilai Prabowo kurang efisien.
Baca: Nobar Debat Capres di Senayan, Ada Ribuan Porsi Jajanan Gratis
"Infrastruktur dikerjakan grusa-grusu tanpa feasibility study yang benar, sehingga banyak infrastruktur yang tidak efisien, sehingga merugi dan sulit dibayar," ujar Prabowo. "Infrastruktur jangan hanya jadi monumen, jangan seperti LRT di Palembang maupun Bandara Kertajati."
Saat menyampaikan visi misinya, calon presiden nomor urut 01, Jokowi mengatakan berencana melanjutkan proyek-proyek infrastruktur yang telah dibangunnya selama empat tahun ke belakang. "Ini lah yang ingin terus kita lakukan agar konektivitas antar pulau, antar provinsi, kabupaten dan kota tersambungkan," ujar dia dalam acara Debat Calon Presiden Kedua di Hotel Sultan, Ahad, 17 Februari 2019.
Dengan meneruskan pembangunan infrastruktur tersebut, ia yakin transportasi, baik untuk orang dan logistik, akan lebih cepat. Menurut Jokowi, tanpa itu semua peningkatan daya saing Indonesia di level global tak bakal tercapai. "Daya saing tanpa ini, lupakan."
Jokowi menegaskan pemerintah konsisten membangun infrastruktur agar semuanya tersambung, bukan hanya di jalan tol, pelabuhan, bandar udara, namun juga dalam konsep digitalisasi. "Kami sudah membangun Palapa Ring, broadband berkecepatan tinggi," ujar dia.
Atas tudingan Prabowo itu, Jokowi membantah bahwa pembangunan itu tanpa studi yang benar lantaran sudah direncanakan sejak lama. "Semua sudah direncanakan, detailed engineering design (DED) juga ada," kata dia.